Barisan
BARISAN                  adalah                    urut-urutan bilangan dengan aturan tertentu. 
              Suku-suku                    suatu barisan adalah                    nilai-nilai dari suatu fungsi yang daerah definisinya himpunan                  bilangan asli                    (n = natural = asli)
Contoh:
- Un = 2n - 1
adalah suku ke-n dari suatu barisan, dimana n Î N = {1,2,3,.....}
Barisan itu adalah : 1,3,5,7,....
 -                       Diketahui barisan 1/3 , 1/6 , 1/9
Rumus suku ke-n barisan ini adalah Un = 1/3n 
Barisan Dan Deret Aritmatika (Hitung/Tambah)
|                                                 | 
- BARISAN GEOMETRI
U1, U2, U3, ......., Un-1, Un disebut barisan geometri, jika
U1/U2 = U3/U2 = .... = Un / Un-1 = konstanta
Konstanta ini disebut pembanding / rasio (r)
Rasio r = Un / Un-1
Suku ke-n barisan geometri
a, ar, ar² , .......arn-1
U1, U2, U3,......,Un
Suku ke n Un = arn-1 ® fungsi eksponen (dalam n)
 -                     DERET GEOMETRI
a + ar² + ....... + arn-1 disebut deret geometri
a = suku awal
r = rasio
n = banyak suku
Jumlah n suku
Sn = a(rn-1)/r-1 , jika r>1
= a(1-rn)/1-r , jika r<1 ® Fungsi eksponen (dalam n)
Keterangan:
- Rasio antara dua suku yang berurutan adalah tetap
 - Barisan                        geometri akan                          naik, jika untuk setiap n berlaku                                              
Un > Un-1
 - Barisan                        geometri akan                          turun, jika untuk setiap n berlaku
Un <>n-1
Bergantian naik turun, jika r <>
 - Berlaku                        hubungan Un = Sn - Sn-1
 - Jika                        banyaknya suku ganjil, maka                          suku tengah
Ut = Ö U1xUn = Ö U2 X Un-1 dst.
 - Jika                        tiga bilangan membentuk suatu barisan geometri, maka untuk                        memudahkan perhitungan, misalkan bilangan-bilangan itu adalah                        a/r, a, ar
 
 - Rasio antara dua suku yang berurutan adalah tetap
 -                     DERET GEOMETRI TAK BERHINGGA
Deret Geometri tak berhingga adalah penjumlahan dari
U1 + U2 + U3 + ..............................
¥
å Un = a + ar + ar² .........................
n=1
dimana n ® ¥ dan -1 <> sehingga rn ® 0
Dengan menggunakan rumus jumlah deret geometri didapat :
Jumlah tak berhingga S¥ = a/(1-r)
Deret geometri tak berhingga akan konvergen (mempunyai jumlah) untuk -1 <>
Catatan:
a + ar + ar2 + ar3 + ar4 + .................
Jumlah suku-suku pada kedudukan ganjil
a+ar2 +ar4+ ....... Sganjil = a / (1-r²)
Jumlah suku-suku pada kedudukan genap
a + ar3 + ar5 + ...... Sgenap = ar / 1 -r²
Didapat hubungan : Sgenap / Sganjil = r
 
PENGGUNAAN
Perhitungan BUNGA TUNGGAL (Bunga dihitung berdasarkan modal awal)
M0, M1, M2, ............., Mn
M1 = M0 + P/100 (1) M0 = {1+P/100(1)}M0
M2 = M0 + P/100 (2) M0 = {1+P/100(2)} M0
             
              
Mn =M0 + P/100 (n) M0 ® Mn = {1 + P/100 (n) } M0
              Perhitungan                  BUNGA MAJEMUK (Bunga dihitung berdasarkan modal terakhir)
M0, M1, M2, .........., Mn
M1 = M0 + P/100 . M0 = (1 + P/100) M0
M2                  = (1+P/100) M0 + P/100 (1 + P/100) M0 =                  (1 + P/100)(1+P/100)M0
                                      = (1 + P/100)² M0               
Mn = {1 + P/100}n M0
Keterangan :
M0                                     = Modal                    awal
                                 Mn = Modal setelah n periode
                                 p   = Persen per periode atau suku bunga
                                 n   = Banyaknya periode
Catatan:
Rumus bunga majemuk dapat juga dipakai untuk masalah pertumbuhan tanaman, perkembangan bakteri (p > 0) dan juga untuk masalah penyusutan mesin, peluruhan bahan radio aktif (p <0)
